Tuesday, June 30, 2009

Panggung


Lihatlah si jaim sedang menunjukan gigi

Lihatlah si culun sedang mengerutkan dahi

Lihatlah lagi si bego sedang memainkan bibir

Lihatlah semua sedang tertawa ha…ha…ha…


Ehm…tak tahan si narsis ikutan menari

oooo…ada badut memberikan pantatnya

Kemudian hadir para penari latar

Menari…menari..terus menari


Stop...penonton mau datang

Semua berbaris kembali

Hayo tunjukkan keahlian mu..

Perang …perang…perang…


Awas jangan ada yang terlihat pintar

Panggung tetap milik orang tolol

Penonton tetap ditempat duduk

Hayo mainkan kembali tarianmu

Miskin…miskin…miskin


Ooo…hatiku pilu melihatmu

Kenapa kau anggapku dungu

Aku marah karena kau menghinaku

Hayo ramaikan panggungku

Pemilu…pemilu…pemilu…



Gelap dan Terang

Terkadang kita merasa lebih dalam hidup ini

Banyak hal yang kita lakukan untuk sebuah pencarian

Hingga tiba saatnya semua berhenti

Kita harus diam sejenak


Renungkan kehidupan dalam kegelapan

Lihat adakah cahaya yang datang

Kesombongan menggelapkan langit

Rendah diri mendatangkan pencerahan


Masihkah kita mencari kegelapan

Ketika terang tidak dapat menjawab

Ketika nafsu membawa air mata

Berhentilah…..


Lihat sekitar kita adakah jawaban untuk gelap

Tanyakan pada mereka masihkah berharap terang



Meistra Budiasa

Menulis Dengan Rasa

Menulis dengan rasa, inilah behind the scene dari proses menulis opini untuk Harian Kompas yang terbit (27/05/23).  Pagi itu saya sehabis la...