Wednesday, April 28, 2010

Ada apa dengan Forum Sosial Dunia?

Forum Sosial Dunia atau World Social Forum adalah sebuah forum yang dibentuk untuk menampung para pengkritik globalisasi, kapitalisme, rasisme dan keadilan dunia. Selain itu forum ini pula sebagai tandingan dari pertemuan ekonomi dunia yang diadakan setiap tahun di mana para ekonom, pemimpin Negara dan pengusaha berkumpul untuk membahas agenda ekonomi. Untuk menandingi dan pertemuan ekonomi tersebut maka para aktivis anti globalisasi membuat FSD dengan membahas berbagai isu mengenai keadilan global khususnya kritik terhadap sistem Globalisasi yang cenderung ke arah Neoliberalisme. Pada pertemuan ini para aktivis dari seluruh dunia baik itu NGO, kelompok kiri, politisi, akademisi bersama dengan masyarakat sipil membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan system alternatif globalisasi.

Pada tahun 2001 pertemuan ini merupakan forum yang pertama kali diadakan beberapa tokoh utama dalam mengkritisi kebijakan Globalisasi seperti Susan George, Noam Chosmky, Walden Bello merupakan salah satu tokoh dari pelopor FSD. Pada pertemuan pertama ini lahirlah sebuah prinsip-prinsip dasar perjuangan FSD yang pada kalimat pembukanya tertulis bahwa forum ini adalah tempat yang demokratis serta terbuka masyarakat sipil untuk saling bertukar pikiran dan informasi guna melawan kapitalisme dan globalisasi. Melalui pertemuan ini pula para aktivis dan pemikir dari seluruh dunia membuat agenda untuk rencana aksi selama satu tahun untuk konsolidasi gerakan sosial. Forum Sosial Dunia hanya memiliki mandat menyatukan dan membangun jaringan dari organisasi dan gerakan masyarakat sipil dari semua negeri di seluruh dunia,namun tidak berniat menjadi sebuah badan yang mewakili masyarakat
sipil dunia begitu menurut salah satu prinsip dasar pertemuan ini. Dari prinsip inilah maka kemudian pertemuan ini memiliki tujuan dan arah untuk membuat agenda aksi-aksi sosial untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan neoliberalisme di suatu Negara. Tidak hanya itu dari prinsip ini lahirlah sebuah jaringan internasional untuk kemudian membuat aksi bersama secara global dan juga penyebaran forum sosial hingga ke wilayah-wilayah lokal. Organisasi yang bergabung kedalam pertemuan ini bersifat terbuka dari berbagai aliran politik dan memiliki isu-isu yang sektoral sehingga banyak pernyataan dari FSD tidak begitu tersentral melainkan akan banyak sekali hasil statemen yang didapat dari pertemuan ini.

Pertemuan FSD sendiri sudah berlangsung selama kurum waktu 8 tahun dan beberapa Negara telah menjadi tuan rumah dari pertemuan akbar aktivis sosial tersebut. Tahun 2001-2003 forum ini diadakan di Brazil sedangkan pada tahun 2004 giliran Mumbai, India sebagai tuan rumahnya, kemudian Venezuela, Kenya, dan Mali. Dari semua pertemuan tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi maupun aksi secara langsung seperti demonstrasi menentang perang Irak secara global dan pembuatan forum-forum alternatif di setiap pertemuan yang dihadiri pemimpin dunia. Secara umum FSD telah melahirkan beberapa harapan bagi masyarakat seluruh dunia khususnya dalam hal kritik terhadap kebijakan pemerintah yang membela kepentingan korporasi dan ekonomi kapitalisme.

Struktur dalam FSD sendiri tidak memiliki sebuah jenjang hirarkis melainkan bergerak secara desentralisasi atau tidak mempunyai pemimpin individu. Keputusan pertemuan berdasarkan pada komite Internasional di mana badan ini dibentuk sebagai penanggung jawab dari berjalannya forum ini, setiap anggota komite terdiri dari perwakilan organisasi-organisasi internasional yang bergerak secara lintas sektoral. Komite ini bekerja secara sektoral artinya terdiri dari organisasi yang membawahi berbagai macam isu kemudian mengadakan rapat setiap tiga bulan sekali untuk menentukan permasalahan apa yang dibicarakan pada FSD. Setelah itu komite memberikan arahan kepada Organizing Committee (OC) yaitu komite yang dibentuk oleh negara penyelenggara yang telah ditunjuk oleh internasional.
Antusias ribuan orang dari seluruh dunia untuk hadir dalam FSD dari tahun ke tahun terus meningkat, pada awal penyelenggaraan tahun 2001 tidak kurang dihadiri 2000 orang sedangkan pada pertemuan terakhir tahun 2009 tercatat 100.000 orang mengikuti berbagai seminar, workshop, dan penampilan kebudayaan. Meningkatnya peserta yang hadir tidak lepas dari makin meluasnya isu dan juga permasalahan dunia yang diakibatkan oleh tidak adilnya ekonomi dunia akibat dominasi kapitalisme. Jumlah peserta yang meningkat juga diiringi oleh makin meluasnya isu-isu yang dibahas pada pertemuan ini, pada setiap tahunnya FSD juga banyak merespon permasalahan yang sedang berkembang di dunia seperti perang, resesi ekonomi, dan pemanasan global.

Globalisasi merupakan suatu bagian sistem internasional di mana ciri utamanya adalah bentuk perdagangan bebas melalui bentuk badan-badan moneter maupun berbentuk kawasan regional. Didalam sistem tersebut dominasi dari perusahaan korporasi begitu menguat dan menyebabkan kapitalisme terus mengakar menyebabkan ketidakadilan di masyarakat khususnya kelas pekerja, kaum miskin, dan petani. Sistem yang kemudian berkembang menjadi sebuah aliran Neoliberalisme ini semakin lama membuat situasi dunia tidak menentu, dengan berbagai perangkatnya kemudian Globalisasi melegalkan praktek-praktek seperti privatisasi pelayanan publik, invasi perdagangan, dan perang. Situasi demikian hampir serupa dengan model kolonial yang dilakukan oleh Negara-negara barat terhadap Negara berkembang pada akhir abad 19 hingga pertengahan abad 20 dan Negara seperti Inggris, Perancis, Belanda, dan Amerika Serikat. Berbagai bentuk perlawanan pada sistem ini maupun kolonialisme terjadi di berbagai Negara saat itu tidak terkecuali dengan menggunakan perang sebagai taktik yang sangat disukai oleh kapitalisme untuk memperluas pasar. Pada saat ini agresifitas ekonomi neoliberalisme dibawah label globalisasi telah menyebabkan kesenjangan yang tinggi bukan hanya antara barat dan timur melainkan juga orang kaya dan miskin. Karena pengalaman dan faktor itulah maka pada masa sekarang banyak masyarakat mulai merasakan penindasan korporasi tersebut, atas inisiatif beberapa organisasi membuat berbagai forum maupun jenis aksi massa untuk melawan dominasi tersebut. FSD yang bagi para aktivis anti globalisasi adalah ruang untuk tempat bertukar pikiran sekaligus tempat membentuk jaringan diharapkan bias mewujudkan masyarakat dunia yang adil dalam sistem globalisasi ini.

Hasil-hasil yang telah dikeluarkan oleh forum ini masih di dominasi oleh organisasi NGO dan beberapa grup lainnya, tetapi meskipun demikian FSD juga sempat mengeluarkan suatu agenda besar yaitu aksi global menentang perang Irak pada tahun 2003 dan juga pertemuan ini dijadikan ajang legitimasi politik seperti yang dilakukan oleh Hugo Chavez di mana Venezuela menyelenggarakan FSD tahun 2005. Harapan akan hasil yang bisa membawa perubahan dunia merupakan keinginan dari para peserta yang hadir, sehingga banyak peserta forum ini membawa berbagai permasalahan untuk di perbincangkan dan mendapatkan respon dari masyarakat dunia. Meski hasil pertemuan ini hanya bersifat sektoral seperti isu peburuhan, air, lingkungan hidup, perdagangan, anti perang, masyarakat adat, dan lain sebagainya namun daya jangkaunya tergantung dari sosialisasi yang dilakukan oleh organisasi-organisasi yang hadir dalam FSD.

Setelah eforia di kalangan aktivis anti globalisasi dalam menyikapi FSD dan semangat mereka pada setiap pertemuan terdapat sebuah pertanyaan besar yaitu bagaimana efektifitas dari forum ini. Walaupun hasil kesimpulan dari FSD berbuah secara sektoral dan lebih menyempit tetapi masih banyak yang perlu dipertanyakan mengenai perkembangannya terakhir, di mana sosialisasi mengenai program aksi dan kerja organisasi tidak begitu diketahui oleh publik secara luas. Sebab dengan jumlah peserta dan beberapa Negara yang telah menjadi penyelenggara seharusnya sudah dapat membuahkan hasil yang dirasakan oleh masyarakat dunia. Tidak hanya itu para organisasi peserta yang selalu mengikuti FSD pun mulai Nampak eksklusif dari gerakan sosial ataupun masyarakat. Bahkan ketidakjelasan organisasi sudah terlihat beberapa tahun belakangan di mana komite internasional meniadakan forum pada tahun 2008 dan digantikan dengan aksi global di seluruh dunia sebagai pengganti pertemuan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pendapat antara para aktivis pengusung FSD dalam komite internasional, secara spekulasi bisa dikatakan bahwa banyaknya organisasi di komite menyebabkan perpecahan ini.

Tantangan yang dihadapi oleh FSD ini merupakan suatu tekanan bagi gerakan sosial yang beberapa tahun ini telah menjadikan forum tersebut sebagai dasar nilai perjuangan. Karena fondasi seluruh gerakan sosial yang kritis terhadap Globalisasi mengumpulkan energinya dalam pertemuan ini, bukan hanya itu dari sini pula mereka mendapatkan jaringan. Jaringan yang mereka dapatkan bisa berupa pelatihan ataupun sumbangan dana, untuk hal yang terakhir ini merupakan permasalahan pokok yang selalu memecahkan gerakan.

Seperti di jelaskan sebelumnya bahwa ratusan organisasi bergabung dalam komite internasional FSD sebagai pusat dari informasi pertemuan tersebut. Perpecahan isu ataupun struktur yang kini terjadi dalam FSD menjadikan forum ini kemudian tidak begitu mendapatkan respon luas dari masyarakat dunia, para organisasi yang bergabung dalam forum ini kemudian terjebak oleh jaringan pendanaan untuk membiayai gerakan-gerakan sosial. Indikasi ini sangat kuat sebab setiap pertemuan tersebut para aktivis maupun organisasi yang hadir selain berharap mendapatkan jaringan juga dana untuk melaksanakan aksi-aksi di tingkatan lokal. Beberapa organisasi besar yang duduk dalam komposisi komite adalah Oxfam, Action Aid, Greenpeace, Caritas International, dan masih banyak lainnya. Beberapa organisasi yang cukup besar diatas banyak memiliki andil kerjasama dengan perusahaan maupun mendapatkan pendanaan juga dari pemerintahan suatu Negara dan korporasi.

Maka tidak bisa dipungkiri bagaimana peran beberapa korporasi sangat penting guna memetakan gerakan sosial dalam forum tersebut. Karena waktu penyelenggaraan yang bersamaan dengan Forum Ekonomi Dunia menguatkan indikasi tersebut, meski para aktivis berargumentasi bahwa pertemuan ini sebagai tandingan namun beberapa delegasi dari organisasi tersebut juga ada dalam. Kepentingan dari Negara maju dan perusahaan korporasinya sangat berperan besar untuk melihat sejauh mana para aktivis sosial ini bergerak dan bekerja, dengan memanfaatkan organisasi-organisasi untuk menjadikan agen kedalam gerakan sosial tersebut.

Perpecahan dalam FSD yang menyebabkan tidak menguatnya isu dalam mengkritik globalisasi tersebut telah membawa perdebatan dikalangan akademisi pengkritik globalisasi. Bukan hanya itu dalam gerakan sosial pun kini mengalami perdebatan dan perpecahan untuk menyamakan isu pada setiap aksi-aksi internasional. Pada tubuh komite FSD sendiri perdebatan terjadi antara organisasi yang meninginkan adanya struktur hirarkis agar hasil-hasil pertemuan bisa menjadi lebih tersentral sedangkan dari kelompok yang tetap FSD sebagai forum kolektif ingin agar semua kelompok yang terlibat dalam FSD mempunyai hasil rekomendasi sendiri. Pertemuan yang berlangsung di beberapa Negara belakangan ini sudah mulai tidak diikuti oleh beberapa organisasi yang kritis terhadap kebijakan komite internasional, kemudian kelompok-kelompok tersebut membuat forum serupa dengan FSD yang biasanya diadakan dekat dari lokasi pertemuan FSD.

Kurangnya sosialisasi akan isu-isu sektoral ke masyarakat seluruh dunia dan juga tidak populisnya peran FSD kepada dunia menyebabkan pertemuan ini hanya dimiliki oleh segelintir organisasi non profit yang notabene memiliki hubungan dekat dengan korporasi dan Negara maju. Karl Marx bersama Engels pada tahun 1848 membentuk suatu kumpulan organisasi internasional pertama untuk kelompok buruh yang kemudian dikenal sebagai cikal bakal lahirnya sosialisme bertujuan untuk melawan hegemoni kapitalisme kala itu meski perkembangannya menjadi mati suri. FSD pun memiliki prinsip dan terinspirasi oleh internasionalisme tersebut namun faktor funding dan dana yang perkembangannya semakin pesat menghalangi nilai perjuangan tersebut. FSD harus belajar dari beberapa pengalaman yang dimana dana selalu menjadi pokok persoalan kepentingan dari korporasi untuk memecah belah, apapun yang terjadi di tubuh FSD pertemuan ini harus dapat menginspirasi seluruh gerakan sosial dunia. Sehingga pertanyaan mendasar yang saat ini terjadi dalam akademisi gerakan sosial dapat terjawab.

Menulis Dengan Rasa

Menulis dengan rasa, inilah behind the scene dari proses menulis opini untuk Harian Kompas yang terbit (27/05/23).  Pagi itu saya sehabis la...