Wednesday, June 27, 2007

SUKSES BLOKADE G8, SELANJUTNYA?


We will we will block you!!! Itulah penggalan kalimat dari para demonstran pada saat mereka akan melewati barisan polisi untuk melakukan blockade jalan menuju heiligendamm 6 juni 2007 lalu, para aktivis anti globalisasi dari seluruh dunia ini ( mayoritas dari jerman ) berhasil menduduki akses jalan menuju tempat pertemuan G8 hingga beberapa delegasi G8 melewati jalur laut dan helicopter menuju lokasi pertemuan. Walaupun tidak bisa menghentikan pertemuan namun rencana para aktivis yang telah dipersiapkan bertahun – tahun berhasil tercapai, hal ini tidak lepas peran para gerakan sosial di Jerman dalam mengadakan persiapan – persiapan aksi ataupun mobilisasi – mobilisasi aksi menjelang KTT G8.

* Mobilisasi aksi anti G8 di Jerman
Mungkin tidak begitu banyak yang mengetahui bahwa persiapan aksi anti G8 ini sudah dimulai selama 2 tahun sebelum aksi puncak tahun 2007 ini. Mereka sudah mengadakan kontak baik lewat email, internet, dan juga leaflet – leaflet di kota – kota besar di Jerman. Bahkan pada aksi anti G8 di Gleanegles, Scotland 2005 kampanye untuk aksi Heiligendamm ini sudah dimulai. Ada beberapa grup yang mengkampanyekan aksi ini seperti Dissent ( network anarkis anti globalisasi ) , Intervionist left ( kelompok kiri baru yang terdiri dari berbagai organisasi gerakan sosial di Jerman ), ATTAC ( organisasi massa anti globalisasi ) dan beberapa kelompok serikat buruh dan NGO.
Banyak kegiatan yang mereka lakukan dalam mengkampanyekan aksi ini, di Jerman sendiri masing – masing grup mempunyai karakteristik sendiri dalam melakukan persiapan – persiapan aksi. Seperti biasanya selain melakukan aksi massa di hari – hari besar kelompok – kelompok ini seringkali membuka stand – stand di tempat keramaian sambil membagikan brosur dan berbicara banyak dengan orang – orang yang melewati stand mereka, “persiapan aksi kami sudah dilakukan sangat matang sejak jauh – jauh hari” seperti yang diungkapkan oleh seorang organisator aksi anti G8. Kelompok yang telah pula aktif dalam gerakan mobilisasi ini antara lain oleh gerakan mahasiswa, mereka selalu memasukkan isu anti G8 disetiap propaganda mereka dalam aksi seperti pembebasan biaya pendidikan. Perlu diketahui bahwa saat ini untuk kuliah di Jerman dieknakan biaya pendidikan yang berkisar antara 500 – 800 Euro per semester. Hal ini berlaku semenjak pemerintahan Angela Merkel yang akan memprivatisasi pendidikan dan isu ini menjadi utama dalam gerakan mahasiswa di Jerman. Kelompok lain yang aktif memobilisasi adalah para pecinta lingkungan, kelompok ini merupakan salah satu inisiator dari aksi blokade pertemuan G8. Dari berbagai macam pengalaman mereka dalam aksi anti nuklir kelompok ini banyak melakukan pelatihan – pelatihan bagaimana cara menghadapi polisi dalam aksi memblokade jalan ataupun menduduki jalan. Para aktivis lingkungan ini sangat tekun sekali dalam melakukan pelatihan dan memberikan instruksi dalam setiap latihannya dengan sangat bermanfaat. Organisasi massa anti globalisasi terbesar di Jerman yaitu ATTAC juga terlibat sangat aktif dalam mobilisasi ini, mereka banyak mengadakan diskusi – diskusi bersama gerakan sosial di jerman seperti serikat buruh, organisasi kiri, dan juga mahasiswa. Kelompok ini terkenal sangat aktif dalam persiapan aksi anti G8 kali ini, banyak aksi – aksi protes yang berhubungan dengan isu globalisasi ATTAC menurunkan massa yang cukup banyak dan juga dalam persiapan aksi anti G8 banyak seruan – seruan kepada massa untuk bergabung dalam aksi mereka.
Namun ditengah – ditengah ramainya organisasi massa tergerak bersatu mengadakan persiapan aksi tolak G8 perpecahan terjadi di serikat buruh Jerman. Perpecahan terjadi diantara sesama serikat buruh besar seperti IGM Metall dan VERDI kedua organisasi besar tersebut pecah akibat kuatnya control dari pimpinan serikat buruh mereka yang menjadi sangat birokratis dan kompromis dengan pemerintahan parlemen khususnya SPD ( sosial democrat ). Dalam suatu pertemuan antara serikat buruh beberapa minggu sebelum aksi G8 perdebatan sengit terjadi diantara mereka, ketika keluar satu pernyataan dari salah seorang peserta diskusi yang mengatakan bahwa links partie ( partai kiri di jerman ) yang saat ini duduk di bundestag jerman tidak mampu mengorganisir massa gerakan buruh kearah yang lebih radikal. Dan perdebatan terjadi lebih banyak kepada kampanye – kampanye mereka kepada gerakan massa pekerja di jerman sendiri yang dirasa sangat kurang hal ini terjadi utama dalam IGM Metall dimana selama ini mereka sangat kuat dan banyak dalam memobilisasi aksi namun pada G8 kali ini mereka tidak terlihat begitu kuat massanya meski dalam propaganda mereka menyerukan agar pekerja dan buruh bergabung dalam aksi menolak G8 kali ini. Sementara VERDI ( organisasi serikat buruh yang berhubungan dengan telekomunikasi ) juga mengalami hal yang sama namun mereka dalam hal isu saat ini memiliki relevan dengan pengaruh dari globalisasi, dimana puluhan ribu pekerja telekom salah satu perusahaan telekomunikasi milik negara akan di privatisasi dan eksesnya yaitu pekerja akan di phk. Verdi bersama serikat buruh lainnya melakukan aksi solidaritas untuk hal ini dan sekaligus mengkampayekan aksi mobilisasi menolak G8. Bagaimanapun perdebatan antara serikat buruh tersebut namun pada akhirnya tetap saja beberapa anggota dari serikat buruh tersebut terlihat dalam aksi menolak G8 meski jumlah massanya tidak sebesar aksi mereka setiap hari.

* Aksi anti G8 di Rostock dan provokasi polisi
Kota Rostock pada awal Juni 2007 ini mendadak menjadi sebuah kota yang ramai dipenuhi oleh ribuan orang anti kapitalis dari seluruh eropa dan dunia. Mereka datang melalui berbagai cara ada yang secara organisasi, individu, kelompok maupun undangan dari masyarakat sipil di Jerman. Berbagai aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan gerakan sosial terjadi disini, meski keamanan di Jerman menjelang KTT G8 sangat ketat. Polisi Jerman melakukan operasi besar – besaran dalam menjaga keamanan G8 sekitar jutaan euro dikeluarkan oleh pemerintah untuk fasilitas ini bahkan radius 5 kilometer dari Heiligendamm dipagari oleh kawat berduri. Meski polisi sempat melakukan tindakan agresif sebelum KTT G8 yaitu dengan melakukan sweeping ke berbagai sosial center di Jerman dan menggeledah flat – flat namun tidak menyurutkan semangat para aktivis yang semakin besar secara bergelombang datang ke Rostock.
Dalam menyambut aksi anti G8 ini banyak organisasi yang telah sejak lama mengkampanyekan aksi mereka membuat berbagai agenda aktivitas selama di Rostock dan berlangsungnya G8 di Heiligendamm. Kegiatan tersebut antara lain : kemah, pertemuan alternatif, konser musik, aksi protes, dan aksi blokade.
Seperti dikatakan diatas bahwa banyak berbagai macam cara para aktivis anti kapitalis datang ke kota Rostock, salah satunya seperti yang dilakukan oleh ATTAC yang mengorganisir perjalanan kereta api menuju kota Rostock dari kota – kota di Jerman. Ada tiga jalur kereta yang dilalui untuk menjemput aktivis – aktivis dari berbagai wilayah, jalur tersebut dimulai dari tiga kota yaitu Bonn, Frankfurt, Munich kemudian melewati berbagai wilayah yang dekat dari kota tersebut.
Tanggal 2 juni 2007 hampir semua aktivis anti kapitalis sudah hadir di kota Rostock, karena pada tanggal tersebut demonstrasi hari pertama menjelang G8 dimulai. Sekitar siang hari halaman depan stasiun kereta Rostock dipenuhi oleh lautan manusia dengan berbagai macam atribut dan warna warni bendera. Disini mereka berkumpul dan melakukan longmarch untuk mengatakan kepada warga kota menolak pertemuan G8, kebebasan ekspresi manusia untuk melawan dominasi G8 terlihat disini. Mereka melepaskan segala atribut keformalan kehidupan tidak ada rasisme disini, tidak ada fundamentalis agama disini, tidak ada patriaki disini, tidak ada dominasi disini, tidak ada eksploitasi disini, tidak ada kekuasaan disini yang ada adalah kebersamaan dalam satu suara anti kapitalisme dan anti G8. Barisan panjang massa terlihat di jalan utama kota dan yel yel anti kapitalis menyeruak di sekitar massa, kibaran bendera, baliho, spanduk berwarna warni meramaikan suasana aksi protes internasional anti G8 ini.
Sementara itu sederetan barisan blac bloc berjalan rapi di belakang, kelompok ini menggunakan pakaian serba hitam lengkap dengan masker dan meneriakkan slogan anti kapitalisme dan globalisasi. Barisan mereka nampak diawasi serius oleh polisi, sebab kelompok anarki ini biasa melakukan aksi yang cukup radikal dalam penyampaian pendapatnya. Lemparan botol, batu, dan cacian terhadap aparat terkadang muncul dari teriakan mereka. Gas air mata tidak menyurutkan militansi mereka untuk terus melakukan perlawanan sampai pada akhir long march kelompok ini tiba – tiba mendapatkan serangan dari polisi sehingga bentrokkan besar pun tidak dapat dihalangi, benturan ini terus terjadi hingga massa aksi kembali pulang dari aksi. Rusuh kelompok blac bloc ini menjadi sebuah topik pembicaraan hangat dikalangan organisasi – organisasi massa selama aksi anti G8, bahkan statement – statement politik banyak dikeluarkan oleh organisasi tersebut. Blac bloc menjadi fenomena opini selama aksi anti G8, ulah mereka sendiri yang selalu tanpa kompromi akhirnya menjadi sebuah ikon pembicaraan politik. Bukan hanya gerakan tapi juga masyarakat biasa, media mainstream, dan pemerintah membicarakan kelompok ini di setiap kesempatan. Meski menjadi sebuah opini besar kelompok blac bloc tetap saja selama aksi anti G8 tidak mengeluarkan pernyataan apapun atau melakukan dialog terbuka.
Berbagai aksi protes menolak pertemuan G8 terus berlangsung selama awal – awal minggu bulan Juni, demonstrasi setiap harinya terjadi sesuai dengan isu – isu yang lebih spesifik seperti agrikultur, imigran, anti perang dan aksi blokade. Setiap hari pula kota Rostock dijaga ketat oleh polisi yang lengkap memeriksa setiap orang yang dicurigai terutama ciri – ciri seperti blac bloc.

* Pertemuan alternatif
Salah satu gerakan sosial masyarakat sipil selain demonstrasi yaitu diadakannya pertemuan alternatif sebagai tandingan dari KTT G8. Pertemuan yang dinamakan G8 alternative summit ini dihadiri oleh beberapa pembicara yang terkenal dengan ide – ide kritis globalisasi seperti Walden Bello ( Focus Global South ), Susan George ( ATTAC ), John Holloway ( Open Space ), Alex Callinicos ( Prof. Kings College, London ), Vandana Shiva ( India ) dan pembicara lain dari kalangan akademis maupun aktivis pengkritisi globalisasi. Topik pembahasan yang dibicarakan dalam forum ini sangat beragam mulai dari isu gender, lingkungan, ide – ide baru, anti pangkalan Amerika, Venezuela dan berbagai isu global lainnya yang berhubungan dengan globalisasi maupun G8. Namun pertemuan alternatif ini tidak memiliki sedikit statement keras terhadap G8 karena liputan atau aksi demonstrasi massa lebih kuat dibanding forum ini, meski demikian pernyataan beberapa pembicara sangat varian dan cukup keras dalam merespon beberapa isu global. Seperti pada saat pembukaan forum alternatif Walden Bello mengeluarkan pernyataan yang cukup menarik yaitu mengenai tatanan badan dunia yang sudah akan hancur dimana “IMF, Bank Dunia, WTO, G8 saat ini diambang kehancuran maka kita masyarakat dunia akan melihat keruntuhan badan – badan ini”.
Topik lain dalam pertemuan alternatif yang cukup mendapat perhatian banyak aktivis yaitu mengenai ide pemikiran John Holloway mengenai merubah dunia tanpa berkuasa, dimana inti dari pemikiran beliau adalah bahwa perubahan besar yang akan terjadi di dunia ini akan lebih baik dengan cara- cara kolektif namun tidak untuk berkuasa atau secara kalimat yang lebih mudah adalah partisipasi antar manusia dalam melakukan segala kegiatan. Kemudian ia membuat forum diskusi yang dinamakan open space disini para hadirin dapat bertukar pikiran mengenai ide- ide yang bisa si share dan menjadi masukan bagi pemikiran baru ini, sebagai gambaran pemikiran beliau itu hampir sama apa yang diterapkan oleh kelompok Zapatista di Meksiko yaitu sebuah kelompok perlawanan bersenjata masyarakat adat Chiapas yang berperang melawan perjanjian pasar bebas di Meksiko tahun 1994 meski saat ini mereka tidak menggunakan senjata lagi dalam melakukan perlawanan dan menggunakan metode yang bisa jadi mirip dengan apa yang Holloway pikirkan.
Pertemuan alternatif ditutup dengan orasi yang dilakukan oleh Vandanan Shiva seorang tokoh feminis lingkungan dari India. Dan pertemuan ini pula tidak menghasilkan sebuah statement yang keras menentang G8 bahkan isu pertemuan alternatif tertutup oleh isu suksesnya blokade jalan oleh para aktivis gerakan sosial, karena pertemuan alternatif waktunya bersamaan dengan aksi blokade jalan untuk menghalangi rombongan delegasi dan logistic menuju Heiligendamm yang jaraknya 20 kilometer dari kota Rostock.

* Sukses Blokade G8
“Kami ingin memblokade akses jalan menuju Heiligendamm untuk menghadang para diplomat, translater, logistik, rombongan pimpinan negara, yang ingin menuju tempat pertemuan G8”. Inilah salah satu penggalan kata – kata dalam brosur kampanye blokade atau yang dikenal dengan Block G8, siapa saja bisa bergabung dengan aksi ini dan mengikuti aksi kolektif untuk blokade. Tujuan utama dari aksi blokade sebenarnya selain untuk menganggu jalannya rombongan yaitu sebagai simbol untuk mendelegitimasi G8 serta segera masyarakat sipil untuk mengatakan tidak kepada G8. Cukup banyak organisasi massa bergabung dan membentuk aliansi blok G8 ini antara lain kelompok gereja, radikal kiri, aktivis anti nuklir, aktivis lingkungan, serikat buruh, partai politik dan organisasi pemuda.
Berbagai kelompok tersebut telah lama dan banyak melakukan kampanye pelatihan kepada masyarakat umum serta aktivis gerakan yang ingin bergabung dalam aksi G8. Petunjuk – petunjuk untuk aksi blokade dan cara – cara taktik aksi blokade diberikan pada setiap latihan – latihan yang mereka lakukan, perlu diketahui bahwa aksi blokade sangat populer dikalangan aktivis anti nuklir yang sering melakukan aksi ini di berbagai tempat di Jerman dalam rangka menolak pembangunan pembangkit tenaga listrik tenaga nuklir beberapa tahun yang lalu. Sehingga tidak heran apabila aktivis anti nuklir paling banyak memberikan pelatihan kepada aktivis karena taktik dan pengalaman yang mereka alami jarang sekali yang gagal hal ini dapat terlihat dari cara – cara mereka melatih yang selalu menceritakan pengalaman mereka dan juga pemutaran film – film kesuksesan blokade.
Dalam aksi protes kali ini koalisi block G8 mempersiapkan secara matang taktik dan strategi blokade, tidak heran banyaknya selebaran, poster, buku kecil, dan informasi mengenai cara kita menghadapi blokade dan mengajak massa untuk bergabung. Informasi ini banyak dilakukan dalam kemah – kemah anti G8, kelompok – kelompok massa yang ada dalam aksi, dan individu yang ingin bergabung. Setiap hari sepanjang aksi anti G8 koalisi ini mengadakan pelatihan kepada para aktivis dan seluruh massa yang ada di kemah, pelatihan ini sama seperti yang mereka sempat lakukan diberbagai kota di Jerman sebelumnya. Banyak peserta dalam kemah yang tertarik untuk mengikuti latihan ini kebanyakkan dari mereka berasal dari luar Jerman terutama aktivis – aktivis dari luar negeri ( kebanyakkan dari sekitar eropa) tidak heran dalam setiap latihannya menggunakan berbagai bahasa seperti inggris, perancis, spanyol, Italia dan jerman sendiri.
Dalam latihan blokade diberikan instruksi untuk bagaimana menggunakan taktik aksi yang efektif dan berhasil mengelabui polisi, sebab dalam setiap aksi polisi Jerman memiliki prosedur untuk melakukan penangkapan maupun menghadapi aksi. Hal utama yang perlu dihadapi selama aksi blokade adalah tetap tenang dan jangan panic ketika polisi datang berusaha untuk menakuti dan membubarkan aksi blokade, posisi kita harus tetap duduk dengan santai dan jangan berbuat hal yang membuat rusuh meski terkadang polisi melakukan provokasi. Dipraktekkan pula bagaimana kita para demonstran yang sedang duduk diangkat oleh polisi secara satu persatu, tentu dalam latihan ini dibagi menjadi dua kelompok ada yang menjadi demonstran dan polisi. Latihan ini sangat efektif sehingga kita yang sudah mengikutinya akan bersemangat untuk langsung ikut kegiatan blokade. Satu hal yang paling penting dalam menghadapi aksi blokade kita berusaha untuk tidak membuat konfontasi terhadap polisi sebab hal ini akan melegalkan mereka untuk menangkap para demonstran dan aksi blokade akan berlangsung gagal.
Sistem massa atau organisasi yang berlaku dalam aksi blokade ini adalah membagi massa menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari beberapa kecil anggota sekitar 10 – 30an orang, kelompok ini dinamakan affinity group ( di indonesia sistem ini dikenal dengan per sel ) setiap sel group memiliki perwakilan di kelompok besar dalam koalisi block g8. Metode pemilihan perwakilan pun melalui diskusi dalam kelompok dan kemudian melakukan voting untuk memilih perwakilannya, maka itu apabila kita berada dilapangan pada saat aksi anti g8 ini akan terlihat para aktivis berjalan dengan grup – grup kecil. Siapa saja bisa bergabung dalam aksi blokade ini? Jawabannya semua orang bisa bergabung asalkan tidak rasis, seksis, fundamentalis, dan ikut pelatihan yang dibuat oleh koalisi. Untuk menemukan affinity grup para peserta individu akan mendapatkan kelompok pada saat mereka mendaftar dan mengikuti pelatihan, setelah itu affinity grup akan mendapat petunjuk setiap harinya dari para instruktur koalisi block g8.
Dalam aksi blokade di Heiligendamm kali ini diperkenalkan sebuah taktik baru, taktik ini menjadi bahan berita utama di berbagai koran lokal Jerman. Taktik tersebut dinamakan five finger ( lima jari ), yaitu petunjuk untuk melakukan penyebaran blokade dengan metode merenggakan kelima jari keatas ketika berhadapan dengan barikade polisi. Masing – masing jari memiliki arti warna sebuah bendera ketua regu, karena ketika kita berjalan bersama – sama menuju lokasi blokade para perwakilan affinity group akan diberi petunjuk berupa bendera berwarna warni yang itu merupakan simbol memecah barisan aksi untuk menipu barikade polisi. Karena pada saat aksi blokade para perwakilan affinity group akan dibriefing untuk ditentukan warna bendera yang harus diikuti dan untuk mengetahui bagaimana bendera itu diikuti taktik lima jari digunakan, masing – masing jari adalah warna dari bendera, sehingga ketika berhadapan dengan massa barisan akan berpencar menjadi lima barisan.
Pada tanggal 6 Juni 2007 aksi blokade G8 berlangsung, para aktivis blokade sudah melakukan persiapan lebih matang pada malam hari sebelumnya. Mereka antara lain ikut latihan, rapat koordinasi, dan panitia block G8 memberikan briefing bagaimana aksinya nanti. Malam sebelum hari H affinity group juga melakukan rapat dengan kelompoknya mereka membahas jalur yang akan dilewati oleh para aktivis blokade, persiapan yang serius ini terjadi di seluruh kemah anti G8 yang tersebar di tiga wilayah Roctosk.
Pada pagi yang cerah ketika aksi blokade dimulai para affinity group sudah mulai berkumpul di depan kemah mereka masing – masing, saat itu sekitar pukul 6 pagi mereka sudah mulai berjalan secara berkelompok dengan tujuan menuju titik sentral pertemuan mereka yang tersebar di beberapa wilayah. Dari titik sentral pertemuan ini kemudian seluruh affinity group berkumpul dan berjalan bersama menuju lokasi blokade, perlu diketahui jalan menuju lokasi blokade adalah persawahan dan peternakan yang sangat luas. Jadi ketika para aktivis selesai berkumpul di titik sentral mereka kemudian berjalan bersam –sama melewati rerumputan yang luas dan terkadang melewati tempat peternakan sapid dan kuda, ada empat wilayah titik sentral pada hari aksi blokade tersebut. empat wilayah blokade tersebut adalah : bandara udara Rostock laarge, Wittenbeck, Bad Doberan, dan Borgerende. Khusus di bandara Rostock laarge para aktivis tidak bergabung karena lokasi pertemuan berada di pusat kota, sedangkan aktivis yang menuju ke wilayah tiga wilayah diatas pada pukul 10 pagi menempuh perjalanan dengan halang rintang persawahan, ladang, perkampungan dan peternakan. Blokade di airport cukup berhasil menduduki jalan namun ketika rombongan kepala negara datang seperti Bush dan Putin datang polisi melakukan tindakan represif yang menyebabkan beberapa aktivis ditangkap, meski demikian semangat perlawanan untuk memblokade lokasi airport tetap ada. Sedangkan para aktivis yang berjalan menuju lokasi utama blokade di ketiga wilayah yang sudah ditentukan terus berupaya mencari celah agar perjalanan blokade mereka berhasil, sekitar 4 jam mereka melalui jalur – jalur yang penuh rintangan tersebut. Sampai pada akhirnya para aktivis blokade tersebut mendekati lokasi titik akhir blokade. Meskipun perjalanan cukup jauh akhirnya para aktivis ini tiba di ketiga wilayah tersebut, seperti di Bad Doberan dimana lokasi ini sangat dekat sekali dengan pagar pembatas kota Heiligendamm yang jaraknya hanya 3 kilometer dari lokasi mereka blokade. Setibanya mereka di lokasi tersebut polisi berusaha menghadang mereka dengan semprotan water canon terus menyemburkan kepada para demonstran, namun para aktivis tetap bertahan dan sembari duduk mereka berusaha tidak terpengaruh oleh air water canon tersebut. Kemudian polisi menyerah dan tidak melakukan penangkapan, hanya saja sempat terjadi provokasi yang dilakukan polisi dimana intel ( civil police ) membuat huru hara didalam massa demonstran blokade mereka melemparkan sesuatu kepada polisi untuk mengacaukan proses blokade sehingga melegalkan mereka melakukan tindakan kekerasan. Namun provokasi ini tidak berhasil sebab para aktivis sudah mengetahui ini karena kekuatan dari affinity group tersebut.
Di wilayah lain yaitu Borgerende hal yang sama juga dilakukan dan lokasi aksi di wilayah ini dipenuhi oleh padang rumput yang luasdan sebuah kampung kecil. Mereka menerapkan strategi five finger dengan cukup taktis dimana setelah mereka melakukan perjalanan sekitar 3 jam dari lichtenhagen ( tempat lokasi titik pusat pertemuan ) para aktivis ini dihadang oleh polisi dengan senjata lengkap dan diramaikan oleh terbang rendahnya helikopter dihadapan massa, namun strategi lima jari digunakan dan hamparan padang rumput yang luas menjadi lima jalur baru yang dibuat secara rapi oleh para aktivis. Hingga akhirnya mereka berhasil menduduki jalan raya di kampung tersebut bahkan warga disitu mendukung aksi blokade jalan tersebut dan memberikan makanan serta minuman kepada para aktivis blokade tersebut.
Aksi blokade G8 bisa dikatakan aksi paling berhasil dalam sepanjang aksi anti G8 sebelumnya, meski tidak seperti aksi Seattle namun proses keberangkatan para delegasi negara sempat terganggu dan para rombongan tersebut harus menggunakan helicopter ataupun kapal laut untuk berhasil mencapai Heiligendamm. Pagar pembatas yang dibangun jutaan euro meski tidak roboh namun para aktivis bisa mendekati dan menghadang pintu utama masuknya para delegasi ke lokasi pertemuan. Meski pertemuan G8 terus berjalan namun suara aktivis blokade ini perlu didengar dan diperhitungkan sebab suara mereka adalah mewakili suara di dunia ini yang termakan oleh jahatnya kapitalisme dan tidak adilnya globalisasi. Aksi blokade berlangsung lancar hingga akhir pertemuan G8 pada tanggal 8 Juni 2007.

* Analisis dan kritik
Aksi demonstrasi anti G8 tahun ini merupakan aksi protes yang kesekian kali dari para aktivis anti kapitalisme beberapa tahun ini, dan pada protes tahun ini gerakan sosial di Jerman telah cukup berhasil menerapkan metode blokade dalam rangkaian aksi utama mereka. Seluruh kegiatan masyarakat sipil pun sangat bervarian dan mempunyai karakteristiknya sendiri, bisa dikatakan proses gerakan sosial yang terjadi di Jerman selama aksi anti G8 tahun 2007 ini merupakan gambaran yang bisa dijadikan contoh bagi gerakan sosial di seluruh dunia. Institusi G8 secara garis besar haruslah dibubarkan sebab badan ini sama saja seperti IMF, BANK DUNIA, WTO yang hanya dikuasai oleh kaum kaya dan untuk kepentingan mereka namun secara esensial tidak memberikan keuntungan bagi kaum miskin di seluruh dunia. Mobilisasi massa secara konkret sangat dibutuhkan untuk membangun kesadaran massa akan ketidakadilan secara global ini dan untuk mengusir dominasi dari kekuatan capital yang telah menguasai seluruh dunia saat ini. Apa yang terlihat di Jerman merupakan hal nyata yang telah dilakukan bahkan pernyataan salah seorang organizer aksi dari ATTAC Bonn Oliver Pye yang mengatakan bahwa “dalam aksi blokade banyak diikuti juga oleh aktivis generasi baru” meski secara garis besar tidak tahu siapa saja mereka namun dari pernyataan ini terbukti bahwa massa yang tidak teorganisir atau spontanitas banyak yang bergabung. Dan saya yakin massa tersebut banyak berasal dari kaum muda atau mahasiswa yang saat ini hidup dalam cengkaraman besar dari kapitalisme sehingga membuat kamu muda di seluruh dunia harus tersiksa hidup dalam keadaan realita.
Secara umum juga bisa dikatakan para organisasi atau kelompok yang mengorganisir berbagai macam aksi, seminar, workshop, dan kegiatan – kegiatan menjelang dan selama aksi G8 berjalan lancar meski sempat mengalami sedikit gangguan ketika polisi Jerman melakukan sweeping terhadap tempat – tempat kumpulnya para aktivis dan flat – flatnya pada tanggal 9 Mei 2007.
Apa yang terjadi dalam aksi massa di Jerman ini hendaknya perlu diberikan penghargaan setinggi – tingginya, meski demikian mobilisasi besar – besaran untuk aksi menolak G8 ini tidak berhenti disini saja atau menjadi bahan jualan bagi politisi partai politik. Tetapi harus tetap dipertahankan dan dikembangkan ke seluruh dunia baik berupa isu ataupun taktik aksi seperti blokade agar gerakan sosial diseluruh dunia dapat memahami tujuan utama dari gerakan massa anti kapitalisme, terutama gerakan massa di dunia ketiga yang mempunyai potensi sama dalam kesadaran akan gerakan sosial hanya saja pengorganisasiannya harus lebih dikembangkan agar tidak menjadi monopoli sebagian kelompok borjuis, politisi, dan partai yang akhirnya menggeser isunya menjadi lebih kepada fundamentalis dan nasionalisme sempit.
Setelah aksi anti G8 ini apa yang bisa kita lakukan? Ini merupakan sebuah pertanyaan besar yang perlu jawaban yang besar pula. Sebab setelah sekian banyak aksi anti globalisasi di berbagai dunia terutama dalam merespon pertemuan – pertemuan para pemimpin industri kapitalisme selalu terjadi sedikit kebuntuan untuk mengarah aksi selanjutnya, paling tidak kembali ke tingkatan lokal di negaranya masing – masing untuk melanjutkan apa yang sudah terjadi pada aksi besar. Khusus untuk aktivis anti G8 di Jerman ini perlu dipikirkan rancangan agenda aksi kedepan baik ditingkatan lokal maupun regional, agar massa di Jerman dapat disadarkan dan tidak terjebak oleh permainan isu dari politisi borjuasi yang pro pasar. Suatu kritik besar juga saya sampaikan kepada pertemuan alternatif yang sama sekali tidak menghasilkan suatu resolusi konkrit terhadap massa maupun politik alternatif, pertemuan ini memang bagus untuk mengembangkan wacana kritis kita namun yang paling penting saat ini bagaimana gerakan sosial dapat berjalan secara kritis dan mempengaruhi kesadaran massa. Sehingga kedepan bagi kelompok yang ingin membuat suatu pertemuan alternatif haruslah secara konkrit menghasilkan keputusan atau resolusi yang jelas, tegas, dan kritis terhadap segala sesuatu isu yang ingin di responnya.

Monday, February 19, 2007

Realitas ala pasar bebas

Hidup dalam dunia yang semakin serba cepat saat ini harus dengan sangat selektif memilih waktu, ucapan tersebut dikatakan oleh seorang kolega saya pada saat kami berbicara di sela-sela waktu istirahat kampus. Pernyataan ini juga sering dikemukakan oleh beberapa orang ketika kita jenuh atau mencari topik pembicaraan sebagai bahan diskusi. Akhir-akhir ini secara individu mungkin sebagian dari kita carut marut dan kerja keras menghadapi realitas hidup yang semakin cepat dan dipaksa untuk mengikuti arus ini. Hampir seluruh kehidupan kita saat ini didominasi oleh kecepatan serta ketangkasan kita dalam melakukan perjuangan untuk survive hidup sebagai seorang manusia,tidak heran apabila kita lihat disekitar kehidupan kita sehari-hari banyak orang berjuang untuk dapat mempertahankan hidup, dengan bekerja keras dalam waktu yang tidak kenal lelah dan semua ini dilakukan demi memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Sebab kebutuhan untuk memenuhi hidupnya makin meningkat di suatu era saat ini yang dimana konsumerisme sangat di jadikan oleh patokan ekonomi kapitalisme.
Secara sadar maupun tidak sadar bahwa kehidupan realitas yang seakan-akan terjadi saat ini kalau dilihat lebih dalam dan secara kritis maka akan terlihat terjadinya sebuah manipulasi maupun ilusi. Mengapa demikian? sebab apa yang kita lihat,dengar, rasakan disekitar kehidupan ini bisa jadi hanyalah kehidupan yang didominasi oleh rekayasa atau buatan ala monopoli kekuatan tertentu, apalagi karakter kehidupan disekitar kita sehari-hari dipenuhi oleh budaya latah atau ikut-ikutan dengan giat bergotong royong dalam kelompok-kelompok hobi, gang, arisan, keluarga feudal, dll. Banyak yang anggap hal – hal demikian merupakan sebuah realitas ataupun nyata didepan mata, namun sadarkah kita bahwa ini sebenarnya awal dari sebuah realitas rekayasa.

Realitas yang telah diciptakan dengan lebih dulu dilakukan pemetaan terhadap tren kehidupan dan karakter massa pada umumnya, apalagi karakter massa kita saat ini dalam posisi pasrah dan mengambang yang disebabkan oleh karena naiknya BBM, kebutuhan hidup yang meningkat, transisi perubahan yang dinodai oleh politisi korup, dll. Sehingga dari dasar itulah masyarakat saat ini pada umumnya pasrah dan nerimo dengan keadaan seperti ini. Dalam kondisi inilah masyarakat butuh sekali hiburan dan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi kebosanan, tetapi bukan hanya sebuah hiburan melainkan juga sebuah kegiatan yang perlu dilakukan untuk menghapus kejenuhan kehidupan. Contoh hal-hal ini ialah dalam hiburan, masyarakat rela mengeluarkan cukup banyak uang untuk mengkonsumsi kebutuhan hidupnya baik yang penting maupun yang tidak seperti kegiatan makan dan nongkrong di café – café yang menyediakan suasana nyaman dilengkapi makanan kuliner dengan citarasa menakjubkan atau sekedar nongkrong makanan pinggir jalan sambil bercerita mengenai permasalahan kehidupan aktivitasnya. Pendeknya banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengisi waktu luang hidupnya yang selalu penat baik karena pekerjaan ataupun aktivitas lain, bahkan berbelanja pun bisa jadi salah satu pelariannya Berbelanja yang menurut seorang kolega saya merupakan suatu kebutuhan hiburan juga, seperti berbelanja pakaian, makanan, atau supermarket. Kesemuanya dianggap sebagai hiburan dari kejenuhan mereka sehari-hari dalam pekerjaan ataupun aktivitasnya.

Kejenuhan ini berhubungan dengan suatu kegiatan yang memakan waktu cukup padat dan ketat sehingga waktu-waktu kosong dijadikan hiburan bagi mereka. Kegiatan yang jenuh tersebut bisa kita lihat dari semakin padatnya jumlah jam kerja kantor bahkan hingga lembur begitu lama, menumpuknya jumlah kerjaan yang harus memakan deadline begitu cepat, belum lagi konflik-konflik di dalam kantor untuk mengejar kekuasaan seperti prilaku para politisi borjuis, hingga sibuk mencari pamor untuk promosi ke jenjang yang lebih tinggi di kantor. Intinya kegiatan yang padat tersebut tersedot hanya untuk mengejar keinginan mimpi kita apapun itu, kepadatan ini hampir sama dengan film asterix dan obelix ketika mereka membantu membangun istana bagi Cleopatra di Mesir dalam waktu 6 bulan. Namun sayangnya kegiatan kita sehari-hari ini tidak perlu memakai minuman ramuan ajaib agar kuat tetapi hanya butuh ketabahan kita dari berbagai serangan penyakit seperti tipus misalnya. Adapula orang yang melakukan kegiatan padat tersebut hanya untuk gengsinya biar dianggap tren atau diakui, adapula sebagai pelarian dari kepenatan hidup yang terjadi dalam rumah tangga sehingga harus menyalurkannya diluar rumah agar konflik terjadi bukan didalam rumah tetapi diluar rumah.



Kalau kegiatan dan hiburan diatas memiliki rantai yang berhubungan, maka perlu dicermati juga jenis kegiatan lain yang mungkin tidak berhubungan tetapi ada relasinya yaitu pengangguran resmi dan terselubung. Pada hakikatnya pengangguran terjadi bukan karena rakyat yang malas melainkan negara tidak memberi kesempatan yang luas bagi rakyatnya untuk bekerja, yang ini semua berdasarkan pada kesempatan bagi rakyat untuk mendapatkan pendidikan gratis dari TK,SD,SMP,SMA sampai Universitas tidak dimonopoli oleh kekuatan pengusaha dan swasta namun dikontrol sendiri oleh dewan pekerja pendidikan. Karena pekerjaan akan mudah didapat jika kesempatan kerja dan pendidikan dapat merata diciptakan. Kembali pada dua kegiatan pengangguran yang disebut tadi yaitu terselubung dan resmi, kalau pengannguran resmi biasanya kegiatan yang dilakukan lebih banyak mencari lamaran-lamaran pekerjaan. Sedangkan yang terselubung kegiatannya banyak dilakukan untuk survive mempertahankan hidup ataupun mengisi aktivitas seperti berkumpul-kumpul, menonton televisi, atau mencari proyek-proyek pragmatis dengan menongkrong di mal-mal dan hotel.
Fenomena lain lagi yang dapat kita lihat dalam alam realitas saat ini ialah polarisasi keluarga, banyak kita temui diberbagai tempat umum seperti mall, taman kota, dan berbagai tempat hiburan dapat terlihat banyak keluarga pergi bersama-sama untuk melakukan kegiatan hiburan. Kegiatan berkumpul tersebut tentu saja tidak dapat kita hindari dari mata kita sehari-hari ketika sedang berpapasan terlihat, mungkin saja keluarga menjadi salah satu tempat hiburan bagi sepasang suami istri melepaskan kelelahan dari kerja yang sangat padat setiap harinya. Namun mengapa saya menyebutnya polarisasi?? Jawabannya cukup simple, pernahkah anda semua membayangkan bahwa institusi keluarga bisa menjadi sumber awal dari tumbuh kembangnya Kapitalisme. Hal ini bisa dibuktikkan dari sistem yang berlaku dalam keluarga tersebut, saya beberapa waktu yang lalu mendengarkan siaran radio pagi hari di i radio ( salah satu radio yang selalu memutarkan lagu-lagu indonesia). Dalam siaran radio tersebut si penyiar sedang membahas tentang keluarga, salah seorang penyiarnya memberi ilustrasi bagaimana keluarga itu seperti sebuah perusahaan atau P.T. yaitu si suami sebagai direktur dan istri menjadi manajer, penyiar membahas ini mengenai pengaturan uang dalam keluarga. Apabila memang keluarga sebagai perusahaan maka bisa kita bayangkan apabila komunitas keluarga yang cukup banyak kita lihat disekitar kehidupan realitas sehari-hari itu adalah P.T atau perusahaan keluarga yang sedang melakukan tamasya, berarti bisa jadi kehidupan realitas kita adalah kehidupan yang telah dibentuk oleh sistem perusahaan itu.

Neoliberalisme dengan segala aturan –aturannya berusaha untuk menembus segala bentuk kehidupan mulai dari hal yang paling besar yaitu proses perdagangan bebas yang tidak mengenal batas negara dengan kemenangan kapitalisme, sampai yang paling kecil disekitar lingkungan kita. Kehidupan realitas disekitar kita saat ini bisa jadi adalah sebuah rekayasa untuk mewujudkan jalannya sistem ini. Sistem pasar yang mengandalkan pragmatisme uang untuk konsumerisme bukan kebutuhan, keutuhan keluarga dinilai dari segi perusahaan, kumpulan kelompok yang dilemahkan, pemerasan terhadap sistem kerja, kebudayaan pop yang didewakan. Nyaris sistem pasar bebas telah masuk dalam kehidupan nyata kita sehari – hari, maksud tulisan ini bukan untuk membuat kita menjadi orang yang menutup diri tetapi untuk lebih kritis terhadap lingkungan sekitar.

Pertanyaannya apa yang harus dilakukan?? Banyak hal bisa dilakukan dalam menghadapi sistem realitas pasar bebas yang makin mengakar ini, beberapa diantaranya ialah jiwa individu yang harus dibentengi dengan kuat. Artinya otonomi individu kita sebagai manusia harus lebih kokoh dan tidak terpengaruh oleh arahan ala pasar ini, kita harus bisa mewarnai situasi sekitar kita dengan pemikiran – pemikiran yang beda dan kritis namun penuh tanggung jawab. Tidak mudah terbawa arus polarisasi dalam kumpulan kelompok ataupun lingkungan kerja. Ini bukan sebuah tips namun alat penjaga bagi kemenangan hak – hak kita sebagai manusia sebab arus realitas disekitar kita sudah semu banyak yang mengklaim bahwa ini adalah realitas tapi kemudian pertanyaannya kenapa realitas yang ada sekarang juga hanya sebuah jargon dan mimpi….

Tuesday, January 02, 2007

IKLAN DAN BUDAYA KONSUMERISME


Pada abad 21 ini masyarakat di muka bumi tidak akan dapat bisa hidup tanpa hadirnya sebuah iklan. Kehadiran iklan di hampir setiap penjuru ruang dan tempat di bumi ini memancing manusia untuk dapat terus memburu sebuah produk yang di impikannya. Iklan selalu hadir di setiap tempat dimana pun kita berada, dimulai ketika sedang menonton televisi, ketika sedang berada dijalan raya dengan banyaknya billboard – billboard promosi, pada saat mendengarkan radio di mobil, membaca sebuah surat kabar, sampai kepada layanan promosi singkat melalui sms di handphone. Intinya kehidupan ini dipenuhi oleh berbagai macam bentuk promosi iklan.

Pembuat iklan tidak ada hentinya untuk terus menciptakan kreatifitas ini kehadapan masyarakat luas untuk memancing terus daya beli masyarakat yang haus akan sebuah konsumtifisme hidup, demi terciptanya jalan yang mulus bagi persaingan pasar. Derasnya arus iklan dalam era abad 21 ini membuat pola hidup masyarakat mengalami sebuah perubahan yang cukup besar, masyarakat kini sudah mengetahui produk apa yang disukai hanya sepintas atau sekilas melihat televisi atau pajangan iklan diberbagai ruang. Sehingga perkembangan iklan menjadi sebuah keterkaitan dengan budaya yang pada akhirnya menimbulkan sebuah permasalahan tersendiri, hal ini sempat dinyatakan oleh Yasmar Amir Piliang yang mengatakan “ Perkembangan iklan dan periklanan (Advertising) di dalam masyarakat konsumer dewasa ini telah memunculkan berbagai persoalan sosial dan kultural mengenai iklan, khususnya mengenai tanda (sign) yang digunakan, citra (image) yang ditampilkan, informasi yang disampaikan, makna yang diperoleh, serta bagaimana semuanya mempengaruhi persepsi, pemahaman, dan tingkah laku masyarakat” (Piliang, 2003).

Tampilan iklan yang disampaikan biasanya bisa berupa sebuah pengalaman realitas namun sering juga iklan menampilkan sebuah gambaran semu mengenai proses kehidupan yang ditampilkannya. Gambaran yang ingin diciptakan oleh iklan biasanya megandung nilai gaya hidup atau mempengaruhi sebuah budaya seperti bahasa – bahasa gaul, pola konsumsi masyarakat terhadap suatu barang, ataupun imajinasi masyarakat akan dampak dari sebuah produk yang telah diiklankan. Gambaran diatas hanyalah sebuah tampilan semu yang sebenarnya masyarakat tidak begitu menyadarinya, sehingga iklan seolah – olah dibawa dalam ruang nyata tetapi semu. Seperti yang diungkapkan oleh Yasmar Amir Piliang dalam bukunya Hipersemiotika yaitu “ iklan, seringkali menampilkan realitas yang tidak sesungguhnya dari sebuah produk. Iklan menampilkan realitas palsu. Dengan cara demikian, iklan telah melakukan sebuah kebohongan terhadap publik”.

Realitas palsu yang diciptakan iklan tidak dipungkiri saat ini sering terjadi dalam penayangan ataupun tampilan gambarnya diberbagai media mulai dari televisi hingga billboard. Hal ini dapat dibuktikkan dengan tidak originalitasnya tampilan iklan yang ditayangkan, biasanya iklan selalu tampil dengan latar belakang atau background yang fiktif dan alur cerita yang selalu mengada –ada. Kalaupun ada yang sesuai dengan realita, biasanya itu juga berdasarkan mass culture ( budaya massa) yang sedang terjadi saat itu.

Pada masa lalu mungkin iklan menjadi sebuah alat promosi bagi sebuah produk sehingga akan banyak konsumen yang memanfaatkan iklan, namun seiring dengan perkembangan jaman dan makin meningkatnya masyarakat yang melek teknologi dan televisi membuat iklan tidak hanya menjadi alat promosi tetapi juga menjadi bagian realitas kehidupan masyarakat. Iklan pada masa kini telah menjadi alat pengubah kebudayaan bukan hanya lagi sebagai alat promosi produk, kini iklan lebih sedikit menyampaikan soal produk secara langsung. Dan lebih banyak iklan berkutat dengan menyampaikan atau memparodikan iklan itu sendiri dengan mengutip iklan – iklan yang lain, dengan mengambil rujukan – rujukan dari budaya populer maupun dengan secara sadar memperjelas statusnya sebagai iklan.

Iklan – iklan saat ini lebih banyak berkutat dengan representasi – representasi kultural iklan daripada kualitas produk yang diiklankan yang dimiliki di dunia luar, sebuah kecenderungan untuk tetap bersentuhan dengan tumbangnya realitas yang diandaikan di dalam budaya populer. Tampilan iklan yang bergaya, kutipan – kutipan cerdasnya dari budaya maupun seni populer, cerita – cerita mininya, perhatiannya terhadap hal – hal yang bersifat permukaan, sindiran – sindiran yang penuh kelucuan dengan mengorbankan iklan itu sendiri, penyingkapan secara sadar akan sifat iklan sebagai konstruksi media, maupun pendaurulangan masa lalu secara terang – terangan, semuanya itu dapat dikatakan sebagai indikasi lahirnya postmodern dalam iklan televisi.

Menulis Dengan Rasa

Menulis dengan rasa, inilah behind the scene dari proses menulis opini untuk Harian Kompas yang terbit (27/05/23).  Pagi itu saya sehabis la...